Implan gigi adalah metode modern untuk menggantikan gigi yang hilang dengan menanamkan sekrup kecil ke dalam tulang rahang untuk berfungsi sebagai akar gigi buatan, yang kemudian akan menopang mahkota gigi buatan. Implan dirancang untuk menyatu dengan tulang (osseointegrasi), sehingga memberikan stabilitas dan fungsi seperti gigi asli.
Implan Gigi untuk Senyum Menawan dan Nyaman
Implan dirancang agar dapat bertahan lama dan memberikan fungsi yang mirip dengan gigi asli, baik dari segi kekuatan, kenyamanan, maupun estetika. Berbeda dengan gigi tiruan lepasan, implan tidak mudah bergeser atau lepas saat digunakan untuk mengunyah atau berbicara, sehingga memberikan rasa percaya diri yang lebih tinggi bagi penggunanya. Manfaat utama implan gigi adalah meningkatkan fungsi pengunyahan, stabilitas gigi tiruan, estetika, kenyamanan, dan kualitas hidup pasien.
Selain itu, implan juga membantu mencegah terjadinya resorpsi tulang rahang yang sering terjadi setelah kehilangan gigi. Dengan adanya implan, rangsangan pada tulang rahang tetap terjaga sehingga tulang tidak mudah menyusut atau menipis seiring waktu. Implan dapat digunakan untuk menggantikan satu gigi, beberapa gigi, atau seluruh gigi pada rahang atas maupun bawah, tergantung kebutuhan pasien dan kondisi tulang rahang yang tersedia.
Indikasi utama pemasangan implan gigi adalah kehilangan satu atau lebih gigi, baik pada pasien dengan kehilangan gigi sebagian maupun seluruhnya. Pada pasien dengan kondisi sistemik yang terkontrol, seperti diabetes terkontrol atau penyakit jantung yang stabil, pemasangan implan tetap dapat dilakukan asalkan disertai dengan perencanaan yang matang dan pengawasan medis yang ketat.
Sementara itu, terdapat beberapa kontraindikasi absolut dalam pemasangan implan gigi, seperti riwayat infark miokard atau stroke yang baru terjadi, operasi katup jantung, imunosupresi berat, gangguan perdarahan, dan pasien yang sedang menjalani pengobatan aktif untuk kanker. Kontraindikasi relatif meliputi kondisi seperti osteoporosis berat, radioterapi pada area kepala atau leher, diabetes yang tidak terkontrol, serta kebiasaan merokok berat, karena faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko kegagalan implan.
Tahapan pemasangan implan gigi terdiri dari beberapa langkah yang terstruktur dan memerlukan perhatian khusus pada setiap tahapannya untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. Berikut penjelasan mengenai setiap tahap pemasangan implan gigi:
- Evaluasi dan Perencanaan
- Pemeriksaan awal meliputi evaluasi kesehatan umum pasien, pemeriksaan mulut, dan radiografi untuk menilai kualitas dan kuantitas tulang rahang.
- Perencanaan posisi implan dilakukan secara presisi untuk menentukan lokasi, ukuran, dan jumlah implan yang dibutuhkan, serta mempertimbangkan faktor estetika dan fungsi.
- Tahap Bedah Pertama: Pemasangan Implan
- Pemasangan implan dilakukan dengan pembedahan kecil untuk menanamkan sekrup implan ke dalam tulang rahang.
- Setelah pemasangan, implan biasanya ditutup dan dibiarkan tertanam di bawah gusi selama masa penyembuhan (umumnya 2-6 bulan) agar terjadi osseointegrasi, yaitu proses penyatuan implan dengan tulang.
- Tahap Bedah Kedua: Pemasangan Abutment
- Setelah osseointegrasi, dilakukan pembedahan minor untuk membuka gusi dan memasang abutment (penyambung antara implan dan mahkota gigi).
- Tahap Prostetik: Pemasangan Mahkota Gigi
- Setelah jaringan gusi sembuh, dilakukan pencetakan gigi untuk pembuatan mahkota gigi buatan yang akan dipasang di atas abutment.
- Mahkota gigi dipasang dan disesuaikan agar nyaman, fungsional, dan estetis.
- Perawatan dan Pemeliharaan
- Pasien harus melakukan kontrol ke dokter gigi untuk memantau kondisi implan dan jaringan sekitarnya.
- Menjaga kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi dan komplikasi jangka panjang
Implan gigi telah menjadi standar emas dalam rehabilitasi gigi yang hilang karena tingkat keberhasilan yang tinggi dan manfaat jangka panjang yang ditawarkan bagi kesehatan mulut dan kualitas hidup pasien.

